Kehidupan Sehari-hari di Kampung

 Hari itu, mentari bersinar cerah menerangi kampung yang damai. Bunyi burung berkicau riang di antara dedaun hijau. Di sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun sayur, tinggallah seorang nenek bernama Mak Cik Salmah bersama cucunya, Ali.

“Ali, tolong nenek ambil kelapa di belakang rumah ya?” pinta Mak Cik Salmah sambil mengaduk bubur kacang hijau.

“Baiklah, Nek!” jawab Ali dengan semangat. Dia mengambil parang kecil dan berlari ke belakang rumah.

Sesampainya di belakang rumah, Ali melihat seekor kucing sedang bermain dengan bola benang. Kucing itu berwarna oren dan memiliki bulu yang lembut.

“Hei, oren! Jangan ganggu kelapa nenek, ya!” seru Ali sambil tertawa. Kucing oren itu hanya menatapnya dengan mata yang bulat dan menggemaskan.

Setelah berhasil memetik kelapa, Ali membawa kelapa itu ke dapur. Mak Cik Salmah tersenyum melihat cucunya yang rajin.

“Terima kasih, cucu. Nenek akan buat air kelapa segar untuk kita,” kata Mak Cik Salmah.

“Yeay! Air kelapa!” teriak Ali kegirangan.

Selesai minum air kelapa, Ali dan Mak Cik Salmah duduk di beranda rumah sambil menikmati pemandangan sawah yang luas.

“Nek, boleh ceritakan dongeng tentang bintang?” tanya Ali sambil menatap langit yang penuh bintang.

“Tentu saja, cucu. Dulu, nenek sering diajak ayahmu melihat bintang di sawah ini. Katanya, setiap bintang itu adalah sebuah rumah kecil untuk para malaikat,” jawab Mak Cik Salmah.

Ali mendengarkan dengan penuh perhatian. Mata bulatnya bersinar kagum.

“Wah, keren! Aku ingin sekali mengunjungi rumah para malaikat,” kata Ali.

Mak Cik Salmah mengelus rambut Ali dengan lembut. “Nanti kalau kamu sudah besar, siapa tahu kamu bisa pergi ke sana,” ujarnya sambil tersenyum.

Ali mengangguk senang. Dia memeluk erat neneknya. Malam itu, Ali tidur nyenyak sambil membayangkan dirinya sedang bermain dengan para malaikat di langit.

Terjemahan:

Hari itu, matahari bersinar cerah menerangi desa yang damai. Suara burung berkicau riang di antara dedaunan hijau. Di sebuah rumah kecil yang dikelilingi kebun sayur, tinggallah seorang nenek bernama Mak Cik Salmah bersama cucunya, Ali.

"Ali, tolong nenek ambil kelapa di belakang rumah ya?" minta Mak Cik Salmah sambil mengaduk bubur kacang hijau.

"Baiklah, Nek!" jawab Ali dengan semangat. Dia mengambil parang kecil dan berlari ke belakang rumah.

Sesampainya di belakang rumah, Ali melihat seekor kucing sedang bermain dengan bola benang. Kucing itu berwarna oranye dan memiliki bulu yang lembut.

"Hei, oren! Jangan ganggu kelapa nenek, ya!" seru Ali sambil tertawa. Kucing oranye itu hanya menatapnya dengan mata yang bulat dan menggemaskkan.

Setelah berhasil memetik kelapa, Ali membawa kelapa itu ke dapur. Mak Cik Salmah tersenyum melihat cucunya yang rajin.

"Terima kasih, cucu. Nenek akan buat air kelapa segar untuk kita," kata Mak Cik Salmah.

"Yeay! Air kelapa!" teriak Ali kegirangan.

Selesai minum air kelapa, Ali dan Mak Cik Salmah duduk di beranda rumah sambil menikmati pemandangan sawah yang luas.

"Nek, boleh ceritakan dongeng tentang bintang?" tanya Ali sambil menatap langit yang penuh bintang.

"Tentu saja, cucu. Dulu, nenek sering diajak ayahmu melihat bintang di sawah ini. Katanya, setiap bintang itu adalah sebuah rumah kecil untuk para malaikat," jawab Mak Cik Salmah.

Ali mendengarkan dengan penuh perhatian. Mata bulatnya bersinar kagum.

"Wah, keren! Aku ingin sekali mengunjungi rumah para malaikat," kata Ali.

Mak Cik Salmah mengelus rambut Ali dengan lembut. "Nanti kalau kamu sudah besar, siapa tahu kamu bisa pergi ke sana," ujarnya sambil tersenyum.

Ali mengangguk senang. Dia memeluk erat neneknya. Malam itu, Ali tidur nyenyak sambil membayangkan dirinya sedang bermain dengan para malaikat di langit.

Catatan:

  • Bahasa: Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu yang sederhana dan mudah dipahami.
  • Tema: Cerita ini bertemakan kehidupan sehari-hari di desa, hubungan antara nenek dan cucu, serta keindahan alam.
  • Karakter: Karakter Ali digambarkan sebagai anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, sedangkan Mak Cik Salmah digambarkan sebagai nenek yang penyayang dan bijaksana.
  • Dialog: Dialog dalam cerita ini dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan karakter masing-masing.

Semoga cerita ini bermanfaat dan dapat menginspirasi Anda untuk membuat cerita lainnya!

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Rimbun Cinta Di Taman Jiwa by CKK2

Kisah Si Penjaga Alam by CKK2